Pertemuan Angin dan Air

Kasih Air dasar tak tercapai,
Kasih Angin lembut bayu melambai,

Setianya Air pada Angin;
Bersua pada hari-hari gembira,
Hari-hari cerah, hari-hari indah,
Juga pada hari-hari penuh pengharapan,
Hari-hari keluh kesah, pabila ramai yang berserah.

Kasihnya Angin pada sang Air;
Jauh kembara berdua luaskan fikir,
Keliling segala sambil menghembus nyaman,
Saat gembira nyata keduanya bahagia,
Sambil yang lain mengukir senyuman,
Bersama nikmati kesenangan.

Bicara Air pada sang Angin;
“Tiba masa kita harus berpisah”
Kendati pun langit tampak berat,
Hati kekal hening, masih sama membenarkan,
Lalu gugur perlahan menguraikan,
Bagai permata kelak jadi begitu berharga,
Sampai sempat terukir urna pelangi,
Lambang cinta dari atma paling suci,
Jadi pelengkap betapa syukurnya bumi.

Bicara Angin pada sang Air
“Sampai masa kita ketemu semula”
Sementara akur fitrah Ilahi,
Memberi ujana makna kehidupan,
Meski tempat berbeda,
Namun laluannya masih punyai tujuan yang sama.

Ukhwah yang terbina atas aturan restu Ilahi,
Citra sakti, dirai langit dan bumi,
Bertemu dan pergi pun masih punyai seri.

Alangkah indahnya ciptaan Ilahi,
Umpama bercerita kepada insani,
Jadi hikmah bagi yang sudi meniliti.